Selasa, 14 Oktober 2014

Dampak Negatif stres pada kulit

  1. Stres mengganggu regenerasi sel-sel kulit
    Seseorang yang mengalami stres lebih beresiko mengalami gangguan tidur. Padahal, tidur sangatlah penting untuk membantu regenerasi sel-sel kulit. Karena stres, maka regenerasi sel kulit menjadi terganggu. Ditambah lagi, gangguan tidur akibat stres dapat menurunkan kemampuan tubuh dalam membuang racun. Bahan kimia yang terkandung dalam produk-produk kecantikan dan perawatan kulit dapat mengendap pada kulit. Akibatnya, kesehatan kulit terganggu, kulit menjadi kusam, mudah berjerawat dan timbulnya tanda-tanda penuaan dini pada kulit seperti flek atau noda hitam. Kurang tidur karena stres juga dapat menyebabkan area kulit di bawah mata menjadi kehitaman (timbul kantung mata).
  2. Stres menurunkan elastisitas kulit
    Stres memicu tubuh melepaskan hormon yang bisa mengganggu peredaran darah pada kulit. Karena peredaran darah terganggu, maka aliran oksigen dan nutrisi yang diperlukan kulit juga akan terhambat. Akibatnya, kulit tidak mendapatkan cukup oksigen dan nutrisi sebagaimana yang diperlukannya. Hal ini akan mengganggu elastisitas kulit, membuat kulit jadi kendur (tidak kencang), keriput, dan kasar.
  3. Stres membuat kulit menjadi kering
    Efek negatif lainnya dari stres adalah membuat kulit menjadi kering. Stres menciptakan lubang kecil di membran sel yang memungkinkan air keluar dari sel. Hormon stres kortisol yang dilepaskan saat stres akan membuat kulit kehilangan kemampuan menahan air. Akibatnya, kelembaban kulit jadi berkurang, dan kulit menjadi kering.
  4. Stres menyebabkan kulit mudah berjerawat
    Kelenjar minyak sebum pada kulit memiliki reseptor bagi hormon stres. Saat stres terjadi, maka produksi minyak sebum pada kelenjar ini akan semakin aktif. Kondisi ini, ditambah dengan penumpukan sel kulit mati dan bekteri pada pori-pori kulit dapat menimbulkan jerawat. Selain itu, saat stres, lapisan sel kulit mati pada permukaan kulit menjadi tipis sementara pori-pori kulit akan membesar. Kondisi ini membuat kulit menjadi lebih rentan terhadap dampak buruk dari paparan sinar ultraviolet, polusi, bahan kimia pada produk kosmetik, dan lainnya. Polusi, produk kimia, dan kotoran yang mengendap pada pori-pori kulit dapat memicu timbulnya jerawat.
  5. Stres menciptakan kerutan pada kulit
    Peningkatan kadar kortisol (hormon stres) pada kulit membuat terjadinya peningkatan kadar gula pada darah. Kelebihan jumlah molekul gula dalam darah ini dapat merusak kolagen kulit yang membuat kulit menjadi kendur, keriput, dan timbul banyak kerutan.
  6. Stres menimbulkan iritasi, gatal-gatal, dan kemerahan pada kulit
    Bagian epidermis kulit dan lapisan kulit di bawahnya membentuk lapisan pelindung yang kuat yang dapat menghalau masuknya bakteri ke dalam kulit. Saat stres, lapisan pelindung ini menjadi rapuh dan tidak bekerja optimal dalam menghalau masuknya bakteri ke dalam kulit. Ini berarti, bakteri bisa masuk ke dalam kulit dan mampu memicu timbulnya keluhan gatal-gatal, iritasi, dan kemerahan pada kulit.
Stres juga dapat membuat wanita menjadi semakin malas untuk memperhatikan dan merawat kulitnya. Akibatnya, saat stres kulit menjadi semakin tidak terawat dan keluhan-keluahan pada kulit jadi semakin parah. Keluhan-keluhan pada kulit akibat stres tentu sangat tidak diinginkan oleh kaum wanita. Oleh karena itu, bila Anda tidak ingin kecantikan dan kesehatan kulit Anda terganggu, maka jauhilah stres.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar